Bekam, Terapi Utama!


   Hijamah/bekam adalah suatu proses detoksifikasi-membuang darah kotor melalui kulit. Darah kotor adalah darah yang mengandungi toksin/racun, ditandai dengan bentuk eritrosit/sel darah merah yang tidak normal (Gb.1), membuat darah kental bahkan menyumbat peredaran darah sehingga sistem peredaran darah tidak dapat berjalan dengan lancar.
   Akumulasi toksik pada gumpalan darah lambat laun akan menurunkan kesehatan fisik (lesu,letih,linu, nyeri) dan mental (murung, pusing, gelisah, mudah marah).
   Gangguan metabolisme ini jika dibiarkan akan berkembang komplikatif menjadi penyakit degenerative: darah tinggi, kencing manis, stroke, dan serangan jantung.
   Toksin dapat bersumber dari: radikal bebas, cemaran udara, air, mikroba, makanan berpengawet, pewarna, perisa, dan insektisida, fungisida, herbisida, Gaya hidup tidak sehat seperti rokok, penggemar gula, lemak-trans, alcohol, stress dan efek samping obat dll.


 (Gb.1 sel eritrosit tidak normal)

   Bekam menjadi metode medis yang paling akurat,efektif & efisen untuk menjaga kesehatan baik pencegahan (Preventive Medicine) maupun penyembuhan (Curative Medicine). Diantaranya meredakan sakit ringan sampai berat : Sakit kepala, Mata kabur, Migraine, Stress, Sakit leher, Punggung, Pinggang & Anggota gerak, Sakit perut, Kembung ,maag, hewan berbisa , Batuk, Kejang otot, Diabetik, jantung, Jerawat, Bisul, Sembelit ,Masuk Angin -Sinusitis, talasemia –dll
   Dahulu kala Hijamah pernah diragukan efektivitasnya oleh kedokteran barat karena dianggap sadis & penumpahan darah yang tidak perlu, sudah ada sistem cuci darah alami oleh ekskresi ginjal untuk membuang toksin& sampah metabolit lewat urin. perspektiv ini berubah sampai tiba pemahaman pada temuan medis hiperferremia: kondisi keracunan zat besi rutin pada pasien talasemia yang bergantung transfusi darah tiap bulannya. proses pembuangan toksik besi ini ternyata lebih efektiv& effisien lewat perlukaan kulit (darah bekam), daripada lewat ekskresi ginjal (urin).
   Berikut video proses pembuangan toksik besi pada pasien talasemia dengan metode bekam.


   Thomas W. Anderson telah menulis sebuah buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Methode. Beberapa diantara penyakit yang dapat disembuhkan dengan Terapi bekam adalah Hipertensi, hiperuricemia (Gout/asam urat), hiperkolesterolemia, stroke, parkinson, epilepsy, migrain, vertigo, gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik, sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah (leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistim imun (SLE), infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia, enuresis/mengompol, skizofrenia dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan,
dll)
"Disebutkan oleh Curtis N, J (2005), dalam artikel Management of Urinary tract Infections: historical perspective and current strategies: Part 1-before antibiotics. Journal of Urology. 173(1):21-26, January 2005. Bahwa catatan Textbook Kedokteran tertua Ebers Papyrus yang ditulis sekitar tahun 1550 SM di Mesir kuno menyebutkan masalah Bekam."
   Pada zaman China kuno seorang herbalis Ge Hong (281-341 M) dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan tanduk hewan untuk membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru . Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah) , orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al ‘alaq) sebagai alat untuk bekam (dikenal dengan istilah Leech Therapy) dan masih dipraktekkan sampai dengan sekarang.
   Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M) mempopulerkan cara pembuangan secara langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di zamannya. Dalam melakukan tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup banyak, sehingga tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang Romawi, Yunani, Byzantium dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan keberhasilan dan khasiatnya.
   Sejarah keutamaan bekam diriwayatkan dari Jabir RA, bahwa ada seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar meracuni daging domba panggang, lalu menghadiahkannya kepada Rasulullah Muhammad SAW. Baginda mengambil bagian kaki dan memakan sebagian darinya. Beberapa orang sahabat yang bersamanya juga ikut memakannya. Sebagian sahabat yang terlanjur memakannya ada yang meninggal. Lalu Rasulullah SAW melakukan terapi bekam karena daging yang terlanjur dimakan oleh baginda. Sahabat yang merawatnya adalah Abu Hindun, dengan menggunakan tanduk dan  sayatan pisau.


   Rasulullah SAW mengajarkan teknik menjaga kesehatan dalam Sahih Bukhari dari Said Ibnu Jabir RA dari Ibnu Abbas RA dari Nabi SAW, bahwa Rasululllah SAW bersabda: “Kesembuhan itu ada dalam tiga hal, Yaitu 1) madu, 2) bekam, atau 3) sundutan api. Namun aku melarang umatku melakukan sundutan api.”

Sesungguhnya SEBAIK-BAIKNYA PENGOBATAN yang kalian lakukan adalah BEKAM”. (HR. Tirmidzi)
“Dari Humaid Ath Thawil ra, dari Annas bin Malik ra, Nabi SAW bersabda, “Dari Ashim bin umar bin Qatadah ra, dia memberItahu bahwa Jabir bin Abdullah ra pernah menjenguk Al-muqni’ ra, dia bercerita : “aku tidak sembuh sehingga aku berbekam, karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “SESUNGGUHNYA DIDALAMNYA TERKANDUNG KESEMBUHAN” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Ya’la, al- Hakim, al-baihaqi).

Waktu ideal berbekam:

Siklus jam: rentang ± 3 jam sesudah makan,
Siklus harian: antara jam 8.00–10.00 atau jam 13.00–15.00,
Siklus mingguan: Senin, Selasa dan Kamis
Siklus bulanan: tanggal 17, 19, 21 dari bulan Qomariyah
Siklus tahunan: bulan Sya’ban.
    
   Kemudian pendapat yang menyatakan bahwa berbekam bisa dilakukan kapan saja, ketika aliran darah terasa tidak normal, kebiasaan ini dilakukan oleh Imam Ahmad bin Hambal. Orang yg rutin bekam akan peka dengan aliran darahnya yg tidak lancar/ normal dari gejala tidak enak badan, pegal-pegal, pusing dll yang biasanya terjadi saat purnama (Ayaumul Bid).

   Termuat di dalam atsar bahwa berbekam yang dilaksanakan pada waktu perut kosong, rentang waktu kurang lebih 3 jam sesudah makan, merupakan pengobatan, pada waktu perut kenyang merupakan penyakit.

   Penulis kitab Al-Qanun, Ibnu Sina berkata: "Dianjurkan untuk tidak berbekam pada awal bulan, karena darah belum bergejolak. Juga tidak di akhir bulan karena darah telah berkurang. Melainkan pada pertengahan bulan (purnama) di mana darah benar-benar telah bergejolak ".



PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG BEKAM
   
   Hukum bekam bervariasi, banyak ulama sepakat dengan hukum asalnya berobat, yaitu mubah (boleh).
   Beberapa ulama menyebutkan sunnah bukan tabarruk (bukan aktivitas ibadah) sunnah dalam artian pengobatan yang dilakukan ketika ada kebutuhan. sesuai yang disebutkan keutamaannya dalam hadits-hadits diatas.

   Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab thibun nabawi menyebutkan bahwa, tidak sepantasnya seorang muslim menjadikan pengobatan nabawiyyah sekedar sebagai pengobatan alternatif. Justru sepantasnya dia menjadikannya sebagai CARA PENGOBATAN YANG UTAMA, karena berasal dari wahyu Allah SWT melalui lisan Rasul-Nya Muhammad SAW. dan hikmahnya yang luar biasa telah dirasakan khasiatnya sejak dulu hingga akhir zaman. Ibnul Qayyim menambahkan: “Pengobatan ala-Nabi (BEKAM) tidak seperti layaknya pengobatan medis barat. Pengobatan ala-Nabi dapat diyakini dan bersifat pasti (qath’i), bernuansi illahiyah, berasal dari wahyu dan misykat nubuwah serta kesempurnaan akal.“ 

   Ibnu Qoyyim menyatakan: “Sungguh para tabib telah sepakat, bahwa ketika memungkinkan pengobatan dengan bahan makanan, maka jangan beralih kepada OBAT-OBATAN KIMIAWI. Ketika memungkinkan mengkonsumsi obat yang sederhana, maka jangan beralih memakai obat yang kompleks. Mereka mengatakan 'setiap penyakit yang bisa ditolak dengan makanan-makanan tertentu dan pencegahan, janganlah mencoba menolaknya dengan obat-obatan kimiawi’.”
[Ath-Thibbun Nabawi, ibnu qoyyim al-Jauziyah, hal.11-36]

   Penulis sendiri sependapat dengan Imam Ghazali yang meyakini BEKAM itu Fardhu Kifayah:  "Al-Hijammah adalah termasuk fardhu kifayah. Jika di suatu wilayah tidak ada seorang yang mempelajarinya, maka semua penduduknya akan berdosa. Namun jika ada salah seorang yang melaksanakannya serta memadai, maka gugurlah kewajiban dari yang lain" (kitab Taysirul Fiqih lil Muslimin Mu’ashir oleh DR. Yusuf Qardhawi pada halaman 235 – 236).

   Penulis yakin umat manusia di akhir zaman ini bisa mengandalkan bekam, sebagai terapi yang sangat efektif dan efisien untuk bertahan hidup di dunia yang semakin banyak polusi & penyakit.  Apalagi saat dunia kehabisan minyak bumi (bahan dasar industri kimia obat) estimasi tahun 2030. Para ahli di Amerika bahkan merasa pesimis di “era after oil”, 2/3 populasi warganya tidak dapat bertahan hidup saat obat kimia semakin langka dan mahal.



   Penulis sendiri tetap optimis selama masih ada manusia yang menerapkan syariat islam, menghidupkan sunnah rasullullah, disitulah dia bisa survive di belahan bumi manapun dia berada, apalagi di negeri subur tropis seperti indonesia..

   Maka berbekamlah! bahkan malaikatpun berwasiat demikian pada nabi.
Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku (mi’raj) melewati satu dari langit-langit yang ada melainkan para malaikat mengatakan: "Hai muhammad perintahkan umatmu untuk berbekam, karena sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam, al-kist (cendana), dan syuniz (herba habassauda)". [Kitab Kasyful Astaar 'an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami, III/388]

Wallahu a'alam Bishowab…
#Hijamah #Bekam #PengobatanCaraNabi 
#ThibbunNabawi

Komentar

Postingan Populer