Riset bekam
Efek peningkatan respon imun pengobatan bekam dilihat dari kadar MDA, IL–1ß, dan cAMP. Hasil penelitian ini menunjukkan perbaikan yang signifikan fungsi hati (parameter ALT) setelah dilakukan bekam berulang, dan juga dalam mengurangi MDA radikal bebas serta cAMP, yang keduanya jadi parameter patologis yang menyertai infeksi HCV.
Di sisi lain, hasil penelitian menunjukkan efek bekam pada peningkatan IL–1ß yang memicu reaksi imunostimulasi sekunder untuk radang, dengan mengaktifkan sel T–limfosit dan sel-B bersamaan dengan mengaktifkan molekul adhesi dan sitokin lain.
Hasil riset menunjukkan bahwa bekam rutin juga meningkatkan jumlah trombosit. Meski tidak ada perubahan signifikan pada jumlah WBC yang diamati, namun kadar limfosit meningkat bahkan di atas level kontrol, yang mencerminkan sistem kekebalan tubuh meningkat. Bekam juga meningkatkan kadar hemoglobin.
Tindakan terapi bekam juga dikaitkan dengan penurunan yang signifikan dalam jumlah RNA-virus HCV diukur dengan teknik PCR. Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam respon kekebalan setelah bekam rutin dan kemudian penurunan yang signifikan dalam replikasi virus dalam sampel darah yang diambil dari pasien-pasien ini.


Dr. Wadda’ A. Umar mengungkapkan teori kedokteran bahwa saat pembekaman pada titik bekam, maka akan terjadi kerusakan mast cell dan lain-lain pada kulit, jaringan bawah kulit ( sub kutis), fascia dan ototnya. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa mediator seperti serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui causative patology substance (CPS).
Bekam menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, corticotrophin dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.
Penelitian lain menunjukkan bekam pada titik tertentu dapat menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spinothalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsang lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri.
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat dari metode bekam. Salah satunya adalah yang dilakukan terhadap 60 orang gemuk yang rutin melakukan bekam. Ternyata bekam bisa menurunkan tekanan darah dan kolesterol jahat, serta meningkatkan kadar kolesterol baik. Hasil studi yang dimuat dalam BMC Medicine tersebut cukup mengejutkan.
Penelitian lain menunjukkan bekam pada titik tertentu dapat menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spinothalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsang lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri.
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat dari metode bekam. Salah satunya adalah yang dilakukan terhadap 60 orang gemuk yang rutin melakukan bekam. Ternyata bekam bisa menurunkan tekanan darah dan kolesterol jahat, serta meningkatkan kadar kolesterol baik. Hasil studi yang dimuat dalam BMC Medicine tersebut cukup mengejutkan.
Terapi bekam dengan menggunakan lintah yang sempat populer di Inggris juga diklaim bisa mengurangi rasa nyeri lutut akibat artritis. Penelitian lain menyebutkan nyeri saraf akibat penyakit herpes bisa berkurang setelah sedot lintah.
Studi lain yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association juga menyebutkan orang yang mendonor darahnya setiap 6 bulan sekali lebih jarang terkena serangan jantung dan stroke.
Para ahli menyebutkan manfaat kesehatan tersebut didapat dari pengurangan zat besi dalam darah yang berlebih. Kadar zat besi yang tinggi (hiperferremia) menyebabkan kondisi toksik pada darah, meningkatkan radikal bebas dalam darah, meningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Para ahli menyebutkan manfaat kesehatan tersebut didapat dari pengurangan zat besi dalam darah yang berlebih. Kadar zat besi yang tinggi (hiperferremia) menyebabkan kondisi toksik pada darah, meningkatkan radikal bebas dalam darah, meningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Penelitan gabungan dari departemen biokimia medis universitas arab saudi, madinah,& mesir oleh; El Sayed S, Baghdadi H, Abou-Taleb A, Mahmoud H, Maria R, dan Ahmed N, menyebutkan bahwa bekam & madu efektif untuk memperbaiki kondisi toksik zat besi (hiperferremia) pada pasien talasemia.
Jong In Kim peneliti yang mengamati terapi bekam basah untuk nyeri punggung bawah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bekam memiliki efek potensial pereda nyeri, stroke rehabilitation, hypertension, herpes zoster , dan untuk mengurangi rasa sakit punggung bawah yang berhubungan dengan PNSLBP:persistent non-specific low back pain.
Thomas W. Anderson (1985) juga mempublikasikan buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Method atau 100 Penyakit yang Dapat Diobati dengan Bekam. Diungkapkan dalam buku tersebut beberapa penyakit yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi, hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke, parkinson, epilepsy, migrain, vertigo, gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik, ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah (leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistim imun (SLE, HIV), infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia, enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dll).
*
Referensi:
http://assabil-holyholistic.com/artikel/bekam/bekam-hijamah/definisi-bekam-terbaruka
http://www.pelatihanbekam.org/2012/08/metoda-bekam-api.html
Thomas W. Anderson (1985) juga mempublikasikan buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Method atau 100 Penyakit yang Dapat Diobati dengan Bekam. Diungkapkan dalam buku tersebut beberapa penyakit yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi, hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke, parkinson, epilepsy, migrain, vertigo, gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik, ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah (leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistim imun (SLE, HIV), infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia, enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dll).
*
Referensi:
http://assabil-holyholistic.com/artikel/bekam/bekam-hijamah/definisi-bekam-terbaruka
http://www.pelatihanbekam.org/2012/08/metoda-bekam-api.html
https://www.dovepress.com/al-hijamah-and-oral-honey-for-treating-thalassemia-conditions-of-iron--peer-reviewed-article-JBM
Alexis Black : Ancient Chinese technique of cupping offers pain relief without drugs or surgery (http://www.naturalnews.com/020253.html)
Anita J. Shannon, LMBT : Massage Cupping Therapy for Health Care Professionals (http://www.massagetoday.com/archives/20…)
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2005290111600010
Alexis Black : Ancient Chinese technique of cupping offers pain relief without drugs or surgery (http://www.naturalnews.com/020253.html)
Anita J. Shannon, LMBT : Massage Cupping Therapy for Health Care Professionals (http://www.massagetoday.com/archives/20…)
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2005290111600010


Komentar
Posting Komentar