DARK FOREST

Part 4: Lock down in the forest

(16 MARET 2020)
Tulisan ini Anggaplah sebagai upaya menghibur diri menghadapi krisis pandemic dunia, atau anggaplah sebagai surat dari kawan lama yg kesulitan menjenguk kawan pasien covid19 & keluarganya yg harus diisolasi, hatiku & doaku untuk kalian..sungguh kejadian ini mengajak kita untuk saling menguatkan,berkolaborasi& co-eksistensi. Life must goes on. Biarpun dunia lock down. Lihatlah kawan, Tranportasi lengang, sekolah2 tutup, Langit kian biru, udara lebih bersih, beristirahatlah dunia, kembalilah asri. Dunia seolah memasuki alam para introvert : isolasi hening,kumpul2 publik dihindari, masing2 berdzikir & kontemplasi, semua berdoa, kembali meruangkan waktu untuk sisi spiritualnya- sisi paling sederhana dalam kehidupan. Muslim sedunia semakin tenang menjalani syariah karena mendadak semua kian mengakrabi syariah.tak ada lagi tuduhan radikalisme pada cadar karena semua jadi biasa bermasker, biasa berwudhu cuci wajah tangan kaki, kuliner hewan haram dihindari, tiada lagi salam cipika cipiki. Kejadian ini mengarahkan kita untuk membangun Kemandirian pangan&energi lokal, sebagai gladi resik persiapan bangsa besar RI hadapi krisis minyak bumi 9 tahun lagi. Impor susah ,ya baiknya dukung membesarkan petani lokal, beli pangan lokal.pemerintah musti galakkan warga menanam tanaman pangan, obat dan penghasil minyak/energi. jangan sampai biarkan lahan nganggur. inflasi dan kelangkaan bawang putih impor pasca lock down covid cina adalah alarm inisiatif menanam bumbu masak sendiri dan mpon-mpon yg juga kaya curcumin jamu untuk menurunkan demam& badai sitokin virus korona (tim peneliti PNF). Meski demikian curcumin tidak dimaksudkan untuk pencegahan, karena curcumin meningkatkan ekspresi enzim ACE2 (Angiotensin-converting-enzyme2) yang merupakan receptor Covid19, sehingga membuat tubuh lebih mudah menerima Covid19.
Baca Jurnal risetnya:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4651552. Indonesia juga kaya bahan hayati lainnya untuk penangkal virus: propolis lebah, chloroquine phosphate pada pohon kina, kaempferol, hesperidin, rhamnetin, quercetin& miricetin pada jambu biji merah,kulit jeruk, daun kelor (tim peneliti gabungan IPB-UI) dan bunga biru Clitoria ternatea. disaat pusat perbelanjaan kota diserbu para pemborong sampai ludes sembako & hand sanitizer. kami yg dipelosok desa masih bisa tenang dengan stok pangan, tanaman obat& kekuatan sosial gotong royong saling berbagi diantara kami. kami masih bisa bikin sendiri antiseptik hand sanitizer dari ekstrak sirih dan bunga biru. berikut adalah foto2 kebun tanaman obat yg ada di hampir tiap rumah di cipanas desa kami. Kejadian ini mengingatkan “We're still mortal, pain is our reality”. jangan ada lagi jargon orang indo kebal/sakti. buat kawan2 yg mikir mau lari,Tak usah lari kawan, kemanapun kita lari sejatinya kita melewati 1 jalan yg sama yaitu kembali keharibaan-NYa. Untuk kawan2 preppers yg sudah persiapan “bungker” dgn stok pangan 2 hingga beberapa minggu, still remember to share your food. Kitab suci Quran mengingatkan penyesalan orang2 yg sudah wafat yaitu ingin dihidupkan lagi kedunia agar bisa berbagi lagi. Untuk kawan2 yg terisolasi, tetaplah bergeming dalam wirid keterasinganmu. innallaha ma’ana- remember God always with us. lets pray for better world. Rohman Referensi: https://www.google.com/.../3-bahan-alami-penghadang-covid... https://m.republika.co.id/.../tim-ui-dan-ipb-temukan...





Part 3: CERITA POHON BUNUT KERAMAT
The story of Ficus virens sacred tree
By Rohman
Jika di Bali ada kisah pohon bunut bolong keramat yang begitu ditakuti & dihindari orang lewat karena banyak kasus kesurupan, kecelakaan, kematian mendadak, dan mitos sial perceraian.
Disini Beda kisah, di desa ciwalen kaki gunung gede pangrango. tepatnya di kampung cinangka ujung- nun jauuuh dari peradaban kota, pas dihalaman rumah baru kami, Ada satu-satu nya pohon bunut besar (diameter 1 pelukan tangan) yang sangat digemari& diinginkan banyak orang. Daun mudanya yg merah sangat enak buat lalapan (rasanya asem seger keset dilidah) pelengkap sempurna untuk hidangan jenis sambal apapun kuliner khas nusantara.
saat daun muda bersemi, hampir tiap hari orang2 datang minta izin padaku manjat pohon& petik daunnya. Banyak pula orang lewat yg metik ga pake izin krn mungkin saking udah kebiasaanya begitu sebelum kami pindah kesini stahun lalu atau mungkin sudah pada tau tuan rumahnya baik pasti diizinin. Ambil buah2an dihalamanku aja diizinin apalagi cuma ambil daun-mungkin begitu alur pikirnya. Bahkan ada warga luar desa yg secara halus menawarkan diri pengen nebang sore2, alasanya daripada ntar malem pas musim hujan angin bisa rubuh kena rumahku, eeh ujung2nya dia ngincer buat bahan dasar bonsai. Tentu saja kutolak karena pohon itu sangat berguna selain buat konsumsi sekampung, juga buat teduhan &penahan erosi (tepian sungai irigasi).
Malemnya, ku searching info pohon bunut kenapa sebegitunya diinginkan orang2. rupanya memang ada tradisi kramat di beberapa tempat seperti india, thailand, bali. Tergolong strangler fig (ara/bringin pencekik) akar lebat penahan erosi, sluruh bagian tanaman memiliki efek terapi. beberapa riset ilmiah global menyebutkan kandungan fitokimianya (alkaloid, fenolic, flavonoid) memiliki efek antivirus, antibakteri, antioksidan dan antiinflamasi. Pantes jika orang2 sini sakit nyeri demam, flu, &diare, ga perlu jauh-jauh 7km beli obat ke apotik. Tinggal minta lalap bunut aja beres deh. Bunut juga bernilai ekonomi tinggi. Beberapa online shop menjual: daunnya Rp.25000 per 200gram, Batangnya Rp.250.000 sejengkal diameter 5cm (untuk bahan dasar bonsai), bonsai bunut yang sudah jadi bernilai estetika tinggi karena gradasi warna usia daunnya bisa putih, pink, merah, jingga, hijau, kuning, coklat saat tua. Harga jual bonsainya 9-15juta. Alhamdulillah Terjawab sudah rasa penasaranku& smakin bersyukur akan berkah manfaat pohon ini.
Awal ramadhan terjadi hujan lebat, kulihat ada 5 titik longsor di jalur sungai kami. Salah 1nya dihalaman kami. Titik bunut slamat dari longsor. Zona perakaran bunut cukup kuat menahan longsor, zona luar perakaran bunut ikut longsor. Kami sampai harus bangun benteng tanggul dipinggir sungai. Lalu kutanami dengan bibit tanaman keras buah2an sperti mangga, nangka, jambu biji merah, murbei, rambutan, alpukat dengan niat wakaf. Ku umumkan ke anak2 sekitar yg suka metik daun bunut untuk ikut menjaganya agar kelak smakin banyak orang bisa memakan hasilnya. Terinspirasi dari Quran surah al-maun yg cukup lantang memperingatkan ciri pendusta agama salah satunya adalah tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
Rupanya niat baik saja tak cukup. 2minggu kemudian bibit2 tanaman wakaf yg sudah beradaptasi&tumbuh subur itu, siangnya kutemukan habis dicabut & kering numpuk di ujung jembatan sungai.
Ku sangat sesali prilaku oknum yg sangat nakal ini. apa gerangan motivnya?
Apa yg harus kulakukan kawan? Haruskah ku bikin drama kesurupan & pocong penunggu pohon agar tercipta mitologi wilayah kramat & biar ga dirusak lagi...
Referensi jurnal ilmiah:
M.Ramadevi et al. / JGTPS/ 5(4)-(2014) 2034–2036



Part 2: Sekeping surgaku di Lembah Ciwalen

   Di ketinggian 934 m dpl, kaki gunung berapi gede pangrango, sepanjang jalan sadamaya desa ciwalen ada hutan yg dikelola petani lokal dalam skema perhutani PHBM (Pemberdayaan Hutan Berbasis Masyarakat). Menurut cerita sesepuh warga, Sejarah hutan itu cukup kelam: mulai dari rute gerilya pra kemerdekaan, pemberangusan pejuang DI/TII pasca kemerdekaan, sampe kasus misterius pembuangan mayat pemuda milenial & perkosaan terjadi disekitar hutan itu, bikin kesan "dark& misterius" bagi para pendengar & penjelajahnya.

    Ku merasa beruntung bisa bangun rumah di depan hutan itu. Bersama Hutan itu sisi spiritualku ikut bertumbuh. 11 thn membantu petani penggarap hutan itu agar bebas riba. Memulai Kebangkitan ekonomi lokal dengan Kelola Hutan secara organik: pinus perhutani (kanopi utama), tumpang sari dengan sebagian besar pohon kopi, dan selingan kecil pohon buah: nangka, alpukat, salam, cengkeh, kelapa, bambu, herbal, aprika, pisang, ara, jambu, smuanya indah serasa rumah dikebun raya. Ga indahnya kalo terjadi kebakaran hutan..

    Pernah kualami memadamkan kebakaran hutan seorang diri sekitar jam 4 sore. "Allahuma ajirna minannar..Allahuma ajirna minannar"...Begitu Doaku berulang-ulang sambil menepuk nepuk api sebesar rumah, hanya menggunakan 1alat pemadam yaitu kaos basah, dengan bertelanjang dada & tanpa alas kaki menapaki semak rumput membara. Qadarullah kulitku baik-baik saja& api itupun akhirnya padam pas adzan magrib. 1 cangkul yg hangus terbakar adalah satu-satunya saksi bisu sekaligus barang bukti kejahatan yg ditinggalkan oknum pembakar hutan disana. Benar-benar unbelievable experience.

  Momen panen kopi yg paling seru, meski Sering hasil panen kopinya tak seberapa menguntungkan karena petani sering jual murah ke tengkulak kopi 3000/kg ceri kopi. Benar-benar ga sebanding dengan harga kopi enak pasaran. Saking murahnya sampe petaninya  menjual smua panen kopinya tak bersisa, sehingga ga pernah tau rasa kopi yg dibudidayakan sendiri. Padahal enak& unik banget! rasa khas kopinya itu: beraroma segar hutan pinus, dilidah berkesan kacang semriwing coklat, low acid aman dilambung, efeknya bikin melek & "on" sluruh badan. Pernah kuhidangkan secangkir kopi hitam racikanku pada petaninya. Bahkan petaninya sendiri sampe kaget begitu tau rasa kopinya nendang bangetlah dibanding kopi2 sachetan warung. Semoga bisa jadi produk unggulan desa ini.

   Hutan itu adalah benteng ketahanan pangan & air bagi masyarakat sekitar, terasa begitu besar Berkahnya. Dibawah hutan itu muncul mata air, yg awet mengalir hingga kemarau untuk minum masyarakat sekitar. Mengalir pula dibawahnya sungai yg tak pernah kering, sumber irigasi sawah warga. Ada pula spot air terjun bagus disana.

    Karena lokasi mata air cukup jauh turuni jurang sekitar 20 meter, maka kubangun 1sumur depan rumah. Agar lebih dekat bagi siapapun yg mau minum. Semoga bisa seberkah sumur utsman bin affan.

    Musim pandemi serba sulit, ada saja yang jarah kayu hutan kopiku, kubiarkan. Semoga jadi jariah. Jiwaku nemu ketenangan disana. Tidurku nyenyak kali disana. Meski pernah nemu ular cobra seliweran. Kelak kalo matipun pengennya dikubur disana.

    Jadi ga bisa kulepas hutan itu meski ada yg nawar berkali lipat harga garapan.


Part 1: Pemberdayaan Masyarakat Pinggir Hutan melalui kearifan lokal

(ditulis: 17 september 2011)

    Sebuah keterkejutan tersendiri bagi saya berada diantara ironi wilayah tertinggal di pinggiran hutan pinus kampung cinangka RT 03/11 desa ciwalen kecamatan Sukaresmi kabupaten Cianjur,dua tahun silam. Dengan kondisi jalan tanah becek seperti pedalaman BORNEO, tidak ada akses listrik, tidak ada perpipaan air, tidak ada posyandu, bahkan tidak ada sekolah Lanjutan. Padahal kampung ini tidak jauh dari kemegahan Istana Kepresidenan Cipanas, hanya membutuhkan waktu setengah jam naik ojeg motor dari Istana Kepresidenan Cipanas ke kampung ini. 

    Generasi muda sebagai energi pengubah keadaan tertinggal disini, Kebanyakan putus sekolah sejak SD. Lalu menjadi buruh tani di desa sebelah atau menjadi pencari kayu bakar di hutan, atau menduduki tanah perhutani untuk ditanami tanaman musiman:cabe,jagung& ketela. Kebanyakan dari mereka lebih memilih urbanisasi ke kota untuk bekerja serabutan. banyak pula yang nekad dengan menjadi tenaga kerja luar negeri, Mencari kesempatan penghasilan lebih yang tidak mereka peroleh di kampung mereka sendiri karena saking kurangnya akses:listrik, jalan, kesehatan, & pendidikan. 

    Petani desa ciwalen kebanyakan buruh tani karena tidak memiliki lahan sendiri. Kepemilikan lahan disana kebanyakan bukan dari masyarakat lokal melainkan swasta maupun masyarakat kota seperti: Jakarta, bogor, bekasi, dan Cianjur yang berinvestasi property vila, homestay, atau sawah kebun.

    Pengorganisasian pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat pedesaan hanya terpusat pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sampai pengurus desa, tidak sampai pada petani Cinangka. pemerintah idealnya mampu melakukan identifikasi potensi wilayah ini sehingga akan diperoleh suatu hasil gambaran keadaan lebih baik dari sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya ekonomi, dan sumber daya sosial yang ada.

    Pernah mereka mencoba melakukan Kegiatan identifikasi ini dengan pertemuan pelaksanaan PRA (Participatory Rural Appraisal) dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Namun pertemuan ini gagal diselenggarakan karena tidak satupun masyarakatnya yang mau datang. Dengan alasan minder, takut dengan pejabat berseragam karena mereka merasa bersalah sebagai pencari kayu hutan (khawatir dihukum).  Ada yang beranggapan lebih baik bekerja ke kota, daripada mendukung program pemerintah yang eksploitatif &utopis, karena mereka kapok dengan program pemerintah yang pernah dikampanyekan muluk-muluk sewaktu pemilu tapi jauh dari realisasi pasca pemilu usai. 

    PRA adalah pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat di suatu wilayah untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan. Meskipun program PRA bagus, namun pendekatan ini tidak digubris oleh masyarakat kampung yang sudah terlanjur lama terisolasi dari akses kemajuan. Dan akan sangat sulit sekali mengubah keadaan ini jika masyarakatnya sendiri tidak mendukung perubahan tersebut. Dan dalam kondisi tertutup seperti itu, tidak ada jalan lagi selain masuk melalui kearifan lokal mereka.

    Kearifan lokal merupakan kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional untuk mengelola sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya budaya secara berkelanjutan. Dan Tokoh kunci yang menjadi Tipping Point kearifan di kampung Cinangka adalah Uwak Ajeungan, semacam tetua adat kampung yang sangat dipercaya dan dianut oleh masyarakat kampung.Tokoh ini bernama Bapak Ayat. Doanya diyakini masyarakat sangat ijabah, sehingga dimintai tolong untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit& kesurupan dengan air doa. Kearifanya dalam hal air artesis membuatnya sering dimintai konsultasi untuk penggalian sumur warga. Apa yang dilakukannya menjadi tren kampung. Misalnya menanam cabe, kebetulan pas panen pas harga cabe mahal jadi orang-orang kampung merasa rugi bila tidak mengikuti beliau. Satu hal lagi yang membuat penduduk kampung percaya keistimewaannya adalah: daging domba hasil sembelihan beliau tidak lagi berasa&aroma prengus domba melainkan berasa & aroma daging sapi. 

   Karena bapak ayat adalah tokoh kunci kearifan peta potensi Sumber daya, dan kalender musim disana. Maka agenda pemberdayaan masyarakatpun dapat dimulai disana, di mushola kecil beliau. Langkah selanjutnya adalah membuat keterkaitan antara kepentingan mereka dengan aparat atau stakeholder. Dan untuk membuat keterkaitan itu diperlukan sedikit provokasi agar bapak ayat mau untuk lebih terlibat dengan program2 aparat desa. Dan beliaupun menerima dipilih menjadi ketua RT dan ketua kelompok tani.

   Keterlibatan tokoh tersebut membuka jalan bagi keterbukaan aspirasi masyarakat kampung Cinangka dan gayungpun disambut oleh aparat. Sebagai contoh: kegiatan ketua kelompok tani penggarap tanah kehutanan untuk meresmikan tanah garapan yang mereka duduki secara illegal dari hutan PERHUTANI, telah mendapatkan ijin resmi menggarap tanah kehutanan melalui MoU PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat), jenis tanaman yang diperbolehkan perhutani adalah tanaman keras antara lain; kopi, cengkeh, pala, alpukat, nangka.

   Kemudian akses jalan dan posyandu saat ini sudah dibangun di kampung cinangka melalui program PNPM. Kampung cinangka kinipun terang benderang karena telah menjadi kampung percontohan instalasi PLN token prabayar. Pemberdayaan Masyarakat melalui Pendekatan kearifan lokal kampung cinangka dapat dibilang cukup berhasil dalam 2 tahun terakhir ini. Tak banyak sumbangsih yang saya lakukan selain sedikit memprovokasi tokoh kunci kearifan tersebut dan membantu membangun keterkaitan mereka dengan stakeholder. 

    Pembaca mungkin bertanya: bagaimana bisa provokasi saya diterima oleh tetua adat disana? Karena saya adalah menantunya, lelaki yang paling beruntung sedunia: menikahi bidadari terpingit-putri sulungnya. Dan diizinkan menikmati sepetak surga dunia terpencil di lembah hijau ciwalen kaki gunung gede-pangrango. Dengan mata air segar& sungai-sungai sejernih berlian mengalir dibawahnya.


 


Komentar

Postingan Populer