DARK FOREST
Part 2: Sekeping surgaku di Lembah Ciwalen
Di ketinggian 934 m dpl, kaki gunung berapi gede pangrango, sepanjang jalan sadamaya desa ciwalen ada hutan yg dikelola petani lokal dalam skema perhutani PHBM (Pemberdayaan Hutan Berbasis Masyarakat). Menurut cerita sesepuh warga, Sejarah hutan itu cukup kelam: mulai dari rute gerilya pra kemerdekaan, pemberangusan pejuang DI/TII pasca kemerdekaan, sampe kasus misterius pembuangan mayat pemuda milenial & perkosaan terjadi disekitar hutan itu, bikin kesan "dark& misterius" bagi para pendengar & penjelajahnya.
Ku merasa beruntung bisa bangun rumah di depan hutan itu. Bersama Hutan itu sisi spiritualku ikut bertumbuh. 11 thn membantu petani penggarap hutan itu agar bebas riba. Memulai Kebangkitan ekonomi lokal dengan Kelola Hutan secara organik: pinus perhutani (kanopi utama), tumpang sari dengan sebagian besar pohon kopi, dan selingan kecil pohon buah: nangka, alpukat, salam, cengkeh, kelapa, bambu, herbal, aprika, pisang, ara, jambu, smuanya indah serasa rumah dikebun raya. Ga indahnya kalo terjadi kebakaran hutan..
Pernah kualami memadamkan kebakaran hutan seorang diri sekitar jam 4 sore. "Allahuma ajirna minannar..Allahuma ajirna minannar"...Begitu Doaku berulang-ulang sambil menepuk nepuk api sebesar rumah, hanya menggunakan 1alat pemadam yaitu kaos basah, dengan bertelanjang dada & tanpa alas kaki menapaki semak rumput membara. Qadarullah kulitku baik-baik saja& api itupun akhirnya padam pas adzan magrib. 1 cangkul yg hangus terbakar adalah satu-satunya saksi bisu sekaligus barang bukti kejahatan yg ditinggalkan oknum pembakar hutan disana. Benar-benar unbelievable experience.
Momen panen kopi yg paling seru, meski Sering hasil panen kopinya tak seberapa menguntungkan karena petani sering jual murah ke tengkulak kopi 3000/kg ceri kopi. Benar-benar ga sebanding dengan harga kopi enak pasaran. Saking murahnya sampe petaninya menjual smua panen kopinya tak bersisa, sehingga ga pernah tau rasa kopi yg dibudidayakan sendiri. Padahal enak& unik banget! rasa khas kopinya itu: beraroma segar hutan pinus, dilidah berkesan kacang semriwing coklat, low acid aman dilambung, efeknya bikin melek & "on" sluruh badan. Pernah kuhidangkan secangkir kopi hitam racikanku pada petaninya. Bahkan petaninya sendiri sampe kaget begitu tau rasa kopinya nendang bangetlah dibanding kopi2 sachetan warung. Semoga bisa jadi produk unggulan desa ini.
Hutan itu adalah benteng ketahanan pangan & air bagi masyarakat sekitar, terasa begitu besar Berkahnya. Dibawah hutan itu muncul mata air, yg awet mengalir hingga kemarau untuk minum masyarakat sekitar. Mengalir pula dibawahnya sungai yg tak pernah kering, sumber irigasi sawah warga. Ada pula spot air terjun bagus disana.
Karena lokasi mata air cukup jauh turuni jurang sekitar 20 meter, maka kubangun 1sumur depan rumah. Agar lebih dekat bagi siapapun yg mau minum. Semoga bisa seberkah sumur utsman bin affan.Musim pandemi serba sulit, ada saja yang jarah kayu hutan kopiku, kubiarkan. Semoga jadi jariah. Jiwaku nemu ketenangan disana. Tidurku nyenyak kali disana. Meski pernah nemu ular cobra seliweran. Kelak kalo matipun pengennya dikubur disana.
Jadi ga bisa kulepas hutan itu meski ada yg nawar berkali lipat harga garapan.
Part 1: Pemberdayaan Masyarakat Pinggir Hutan melalui kearifan lokal
(ditulis: 17 september 2011)
Sebuah keterkejutan tersendiri bagi saya berada diantara ironi wilayah tertinggal di pinggiran hutan pinus kampung cinangka RT 03/11 desa ciwalen kecamatan Sukaresmi kabupaten Cianjur,dua tahun silam. Dengan kondisi jalan tanah becek seperti pedalaman BORNEO, tidak ada akses listrik, tidak ada perpipaan air, tidak ada posyandu, bahkan tidak ada sekolah Lanjutan. Padahal kampung ini tidak jauh dari kemegahan Istana Kepresidenan Cipanas, hanya membutuhkan waktu setengah jam naik ojeg motor dari Istana Kepresidenan Cipanas ke kampung ini.
Generasi muda sebagai energi pengubah keadaan tertinggal disini, Kebanyakan putus sekolah sejak SD. Lalu menjadi buruh tani di desa sebelah atau menjadi pencari kayu bakar di hutan, atau menduduki tanah perhutani untuk ditanami tanaman musiman:cabe,jagung& ketela. Kebanyakan dari mereka lebih memilih urbanisasi ke kota untuk bekerja serabutan. banyak pula yang nekad dengan menjadi tenaga kerja luar negeri, Mencari kesempatan penghasilan lebih yang tidak mereka peroleh di kampung mereka sendiri karena saking kurangnya akses:listrik, jalan, kesehatan, & pendidikan.
Petani desa ciwalen kebanyakan buruh tani karena tidak memiliki lahan sendiri. Kepemilikan lahan disana kebanyakan bukan dari masyarakat lokal melainkan swasta maupun masyarakat kota seperti: Jakarta, bogor, bekasi, dan Cianjur yang berinvestasi property vila, homestay, atau sawah kebun.
Pengorganisasian pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat pedesaan hanya terpusat pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sampai pengurus desa, tidak sampai pada petani Cinangka. pemerintah idealnya mampu melakukan identifikasi potensi wilayah ini sehingga akan diperoleh suatu hasil gambaran keadaan lebih baik dari sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya ekonomi, dan sumber daya sosial yang ada.
Pernah mereka mencoba melakukan Kegiatan identifikasi ini dengan pertemuan pelaksanaan PRA (Participatory Rural Appraisal) dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Namun pertemuan ini gagal diselenggarakan karena tidak satupun masyarakatnya yang mau datang. Dengan alasan minder, takut dengan pejabat berseragam karena mereka merasa bersalah sebagai pencari kayu hutan (khawatir dihukum). Ada yang beranggapan lebih baik bekerja ke kota, daripada mendukung program pemerintah yang eksploitatif &utopis, karena mereka kapok dengan program pemerintah yang pernah dikampanyekan muluk-muluk sewaktu pemilu tapi jauh dari realisasi pasca pemilu usai.
PRA adalah pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat di suatu wilayah untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan. Meskipun program PRA bagus, namun pendekatan ini tidak digubris oleh masyarakat kampung yang sudah terlanjur lama terisolasi dari akses kemajuan. Dan akan sangat sulit sekali mengubah keadaan ini jika masyarakatnya sendiri tidak mendukung perubahan tersebut. Dan dalam kondisi tertutup seperti itu, tidak ada jalan lagi selain masuk melalui kearifan lokal mereka.
Kearifan lokal merupakan kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional untuk mengelola sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya budaya secara berkelanjutan. Dan Tokoh kunci yang menjadi Tipping Point kearifan di kampung Cinangka adalah Uwak Ajeungan, semacam tetua adat kampung yang sangat dipercaya dan dianut oleh masyarakat kampung.Tokoh ini bernama Bapak Ayat. Doanya diyakini masyarakat sangat ijabah, sehingga dimintai tolong untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit& kesurupan dengan air doa. Kearifanya dalam hal air artesis membuatnya sering dimintai konsultasi untuk penggalian sumur warga. Apa yang dilakukannya menjadi tren kampung. Misalnya menanam cabe, kebetulan pas panen pas harga cabe mahal jadi orang-orang kampung merasa rugi bila tidak mengikuti beliau. Satu hal lagi yang membuat penduduk kampung percaya keistimewaannya adalah: daging domba hasil sembelihan beliau tidak lagi berasa&aroma prengus domba melainkan berasa & aroma daging sapi.
Karena bapak ayat adalah tokoh kunci kearifan peta potensi Sumber daya, dan kalender musim disana. Maka agenda pemberdayaan masyarakatpun dapat dimulai disana, di mushola kecil beliau. Langkah selanjutnya adalah membuat keterkaitan antara kepentingan mereka dengan aparat atau stakeholder. Dan untuk membuat keterkaitan itu diperlukan sedikit provokasi agar bapak ayat mau untuk lebih terlibat dengan program2 aparat desa. Dan beliaupun menerima dipilih menjadi ketua RT dan ketua kelompok tani.
Keterlibatan tokoh tersebut membuka jalan bagi keterbukaan aspirasi masyarakat kampung Cinangka dan gayungpun disambut oleh aparat. Sebagai contoh: kegiatan ketua kelompok tani penggarap tanah kehutanan untuk meresmikan tanah garapan yang mereka duduki secara illegal dari hutan PERHUTANI, telah mendapatkan ijin resmi menggarap tanah kehutanan melalui MoU PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat), jenis tanaman yang diperbolehkan perhutani adalah tanaman keras antara lain; kopi, cengkeh, pala, alpukat, nangka.
Kemudian akses jalan dan posyandu saat ini sudah dibangun di kampung cinangka melalui program PNPM. Kampung cinangka kinipun terang benderang karena telah menjadi kampung percontohan instalasi PLN token prabayar. Pemberdayaan Masyarakat melalui Pendekatan kearifan lokal kampung cinangka dapat dibilang cukup berhasil dalam 2 tahun terakhir ini. Tak banyak sumbangsih yang saya lakukan selain sedikit memprovokasi tokoh kunci kearifan tersebut dan membantu membangun keterkaitan mereka dengan stakeholder.
Pembaca mungkin bertanya: bagaimana bisa provokasi saya diterima oleh tetua adat disana? Karena saya adalah menantunya, lelaki yang paling beruntung sedunia: menikahi bidadari terpingit-putri sulungnya. Dan diizinkan menikmati sepetak surga dunia terpencil di lembah hijau ciwalen kaki gunung gede-pangrango. Dengan mata air segar& sungai-sungai sejernih berlian mengalir dibawahnya.







Komentar
Posting Komentar