POET: Tears in the Ages of Pandemic

 


Mereka yg kehilangan kemerdekaan karna label (+) oleh farmasi global 

laksana budak, menjadi tawanan terisolasi, 

dalam kamar2 penjara yg slalu dikunci,

menyulam hari2 bersama makanan yg di taruh dkt jendela

tanpa kunjungan sanak sodara 

hingga ke liang lahatnya

pediih nian umat akhir zaman,

arwahku menangisi mereka

bergentayangan membesuk mereka

menembus smua batas penjara isolasi

melepas smua tabir ketakutan

tanpa hijab kumelayang memeluk mereka 

sambil berbisik: "khoir insyaAllah" 

"sgalanya akan baik2 saja, seijin Tuhan"

merdekalah jiwamu,meski raga terbelenggu,& terbungkam mulutmu.

mereka tersenyum padaku sambil berkata: jangan pergi

hadirmu menerangi kami,

bagai nyala api jin yg membunuh waktu sepi.

mungkin memang sperti inilah jalanku

gentayangan spanjang waktu

sambil menunggu...gerbang keabadian terbuka untukku.

____________________________________________





SURAT UNTUK KAWAN

Kawan apa kabarmu di zaman pandemi ini..?

   Sejak COVID-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat pada Januari tahun lalu, kehidupan seperti yang kita ketahui telah berubah secara dramatis. Apa yang seharusnya menjadi ihtiar "melandaikan kurva pandemik" telah berubah menjadi lockdown tak berujung dan pembatasan yang memengaruhi setiap orang dari layanan kesehatan, sekolah, angkutan massal, perjalanan udara, kerja jarak jauh, pertemuan keluarga, ibadah keagamaan, kelahiran, kematian, dan banyak lagi semuanya didasarkan pada panduan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Hidup kita sekarang ditentukan oleh naik turunnya data COVID-19. Namun, bukti terus meningkat bahwa keadaan darurat kita saat ini didorong oleh data yang cacat di pihak CDC.

   Pada bulan Maret 2020, CDC mengubah protokol bagaimana sertifikat kematian dicatat, yang secara signifikan mengubah pelaporan sertifikat kematian. Segala macam penyakit, CDC hanya mencatatnya sebagai satu jenis kematian yaitu:-COVID 19- dan tanpa mengikuti persyaratan federal yang tepat. 

   Keakuratan, transparansi, dan integritas pemerintah adalah yang terpenting, terutama selama krisis nasional. Tidak dapat diterima bahwa lembaga yang dipercayakan untuk melindungi kesehatan negara malah menggelar panggung untuk acara kehancuran nasional yang meluas baik fisik, psikologis, maupun ekonomi.

   Sebagai hasil dari data yang cacat, banyak orang dipaksa untuk menerima protokol kematian yang tak manusiawi (tanpa iringan sanak sodara), menimbulkan trauma yang dalam pada mereka dan orang yang dicintai; wanita hamil dipaksa untuk melahirkan seorang diri dan dikenakan kebijakan lain yang membahayakan kesehatan mereka dan bayi mereka yang baru lahir; UKM bangkrut; anak-anak dipisahkan dari teman sebaya dan lembaga pendukung mereka (pendidikan dan lainnya); perawatan medis sedang ditahan dari orang-orang yang membutuhkan; dan banyak lagi.

   Keadaan darurat yang berkepanjangan telah mengakibatkan kerawanan pangan, kemiskinan, isolasi sosial, peningkatan kasus bunuh diri dan gangguan mental, peningkatan kekerasan dalam keluarga, dan banyak konsekuensi lain yang parah bagi publik. 

   Indonesia lebih tidak konsisten: bandara internasional RI tidak ditutup sejak muncul kasus covid di wuhan.  Pasal kerumunan & PSBB tidak pernah konsisten (karena sektor wisata & perbelanjaan tetep buka disaat tempat lain dibatasi). Skenario ini sepertinya membuat kita semuanya sengaja dipapar agar tercapai kekebalan kawanan. karena itulah sejak tahun lalu juni 2020 hingga sekarang kupilih sekalian jadi relawan perawat pasien (+) covid yang diisolasi mandiri dikalangan pesantren JABAR. tanpa kelengkapan APD, ventilator, & obat. 

   Kami merawat ala tradisional tibunabawi: bekam lintah (pada kasus koagulasi darah), herba imunobooster (qust hindi, habasauda, madu), gurah (kasus anosmia). Kami (257 orang dalam pesantren) tinggal bersama pasien di asrama, makan & minum diwadah yang sama. Qadarullah kami semua survive lalui wabah ini, tetap sehat dan tak satupun yang mati. jadi inilah dasar pengalaman empirik kami mendeklarasikan antipandemi.

"Deklarasi Antipandemi"

Ketika perusahaan farmasi di seluruh dunia terburu-buru untuk membawa vaksin virus corona ke pasar, kami sangat menolak untuk dipaksa menerima vaksin. Kami menentang tindakan pemerintah apa pun yang menyerukan intervensi medis yang dipaksakan atau diamanatkan, termasuk mewajibkan vaksin covid, dan kami akan menggunakan hak suara kami untuk itu. Tidak ada produk atau prosedur farmasi yang boleh dipaksakan, terutama vaksin eksperimental jalur cepat yang bebas dari tanggung jawab atas kerugian apa pun yang dapat ditimbulkannya baik itu reaksi, cedera, maupun kematian KIPI (Kejadian ikutan pasca imunisasi).

Kami menyadari bahwa pejabat kita ditugaskan untuk menjaga kesehatan masyarakat dengan memperlambat penyebaran wabah menular. Namun mereka juga disumpah untuk menegakkan hak-hak sipil dan konstitusional konstituen mereka. Yang satu tidak bisa dikorbankan atau ditukar dengan yang lain. Mandat medis tidak boleh semena-mena bertindak dalam masyarakat merdeka. Masyarakat tetap berhak dimintai persetujuan atas dasar informasi awal tanpa paksaan. Oleh karena itu, kami mendesak para pembuat kebijakan di setiap tingkat pemerintahan untuk segera menarik kebijakan wajib vaksin covid. 

"Tanpa kemerdekaan kesehatan, tidak pernah ada kemerdekaan sejati."

LETS stand with us FRIENDS:

https://standforhealthfreedom.com/
https://canadianphysicians.org/?fbclid=IwAR2lK3deN0lOYTJe1N7tsvJdSD3mfP_HdibrQXPMuLjcgF6flLkoxX0U_Ho

https://restorativemedicine.org/journal/fda-fate-compounded-medicines/?fbclid=IwAR2vUaKgp_WP-BLPNjcogKtpJevbDrUif_pML7jcIg7I82lX9Qf8DzLmQhE

https://noqreport.com/2021/05/08/57-leading-scientists-doctors-and-public-policy-experts-call-for-immediate-halt-to-covid-vaccine-programs/?fbclid=IwAR2o8dUws2DFMbUqxor6r0iR7Jx6PctGzl8-jmohwR171aaD2Kb6CzjSOIw

https://cdn.greenmedinfo.com/sites/default/files/cdn/Position_Paper_v24_FINAL.pdf?fbclid=IwAR1PsRvIDn0_UmQXInMffCv6Y-UKYWXlgwxtApvROK2R38S64M7xNQdGzVU

Komentar

Postingan Populer