Literasi Sains ISLAM: inner-out

Semakin memperjelas tahapan Pendidikan yang diilhami oleh Al-Qur`an 2:151 "Sebagaimana (telah Kami sempurnakan nikmat kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu: yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui."
Contoh historis perintah yang ditujukan pada orang-orang yang beriman untuk menjadikan Ka'bah sebagai kiblat salat adalah di antara tujuan Kami mengutus Rasul. Ia akan (1)membacakan kepada kalian nikmat yang telah Kami sempurnakan dengan karunia turunnya al-Qur'ân. (2) Menyucikan jiwa kalian dari noda-noda kemusyrikan, kerendahan moral dan tradisi, serta (3) mengajarkan pada kalian segala yang tidak kalian ketahui. Mengajak kalian berdialog secara ilmiah tentang kandungan al-Qur'ân, ilmu pengetahuan yang bergunaSebelum itu kalian semua berada dalam jurang kebodohan dan kesesatan yang membutakan.
Langkah pertama adalah mendidik shadr dengan Tilawatul ayat. Menegaskan makna ayat dan membedakannya dengan dalil, lalu membacakan seluruh tanda-tanda kebesaran Allah disegenap ufuk diiringi dengan menumbuhkan sikap tunduk patuh kepada Allah sebagaimana patuhnya seluruh alam, bertasbih sebagaimana tasbihnya semesta. pada tahap ini targetnya adalah insirahushadr lil islam (lapang dada menerima Islam)
Langkah kedua mendidik hati dengan tazkiyah. Dzikrullah menjadi hidangan utama dalam tahap ini. targetnya adalah ketentraman dan ketenangan hati dengan iman yang kokoh (sakinah wa tuma`ninah), puasa, dan zakat untuk penyujian jiwa, raga dan harta.
Langkah ketiga Ta'lim. Pada tahap ini Fu`ad (mata hati) dan Lubb (hati nurani) diajarkan ilmu-ilmu yang bersumber dari Al-Kitab, Al-Hikmah, dan penemuan-penemuan baru (ويعلمكم ما لم تكونوا تعلمون). ilmu yang diajarkan dan diterima oleh Hati terdalam akan menghasilkan faidah dan manfaat bagi dirinya sendiri dan bagi alam semesta. diharapkan ilmu yang keluar dari fuad dan lubb ini bisa menjadi solusi untuk problematika global (SDG's) sehingga Islam sebagai rahmatan lil'alamin.
--0O0--
Matematika dapat digunakan untuk mengasah logika kewarasan, kesadaran diri, ayat Allahu ta'ala yang berada di dalam diri kita/mereka (في انفسهم). Begitupun Biologi kedokteran dan psikologi adalah tentang ranah membaca & memahami ayat diri & mahluk.
Fisika, astronomi adalah tentang kepekaan dan kecermatan membaca ayat terluar, di dalam perspektif pengukuran kadar (في الافاق) bi husban. Fondasi fisika (dan seluruh sains) adalah kewarasan/ kesadaran. Apakah kalam ilahi (instruksi, informasi) relevan sebagai fondasi matematika dan fisika? tentu saja. segalanya satu utuh tak terbagi & sejatinya fana. Berikut 3 aspek ilmunya:
|
Aspek |
Definisi |
Konten Utama |
Referensi |
|
Ontologi |
Hakikat realitas
ilmu dan eksistensi. |
Realitas ilmu berasal
dari Allah (Tauhid).
|
Q.S. Ali Imran: 190,
Q.S. Al-Baqarah: 30. |
|
Epistemologi |
Sumber dan metode
memperoleh ilmu tidaklah sekuler & liberal. |
Sumber: Wahyu (Al-Qur'an), akal, pengalaman empiris
mencari kebenaran.
|
Q.S. Al-Ghasiyah:
17-20, Q.S. An-Nahl: 11, Q.S. Al-Ankabut: 43. |
|
Aksiologi |
Nilai dan tujuan
ilmu dalam perspektif Islam. |
Ilmu untuk menggapai
ridha Allah dan memakmurkan kehidupan. Transformasi jiwa dan peradaban berkah. |
Q.S. Az-Zumar: 9,
Q.S. Fatir: 28, Q.S. Al-Hadid: 25. |
Konsistensi literasi Al-Quran menggunakan istilah tadabur quran (bukan tafakur) karena:
1.
Spesifik:
Tadabur merujuk pada aktivitas khusus mengkaji Al-Quran secara holistik.
2.
Aplikatif:
Bertujuan mengubah pemahaman menjadi amal nyata.
3.
Terstruktur:
Memerlukan pendekatan ilmiah (bahasa, tafsir, konteks) untuk menggali makna.
4.
Perintah Langsung:
Quran sendiri menyuruh manusia untuk "bertadabur" atasnya
(QS. 47:24).
Sementara tafakur adalah
aktivitas kontemplasi umum yang tidak terbatas pada teks, tetapi mencakup
seluruh ciptaan Allah. Analisa Perbedaannya pada table berikut:
|
Aspek |
Tadabur Quran |
Tafakur |
Penjelasan |
|
Makna
Linguistik |
Berasal
dari kata د ب ر (menganalisis, mengkaji dari awal hingga
akhir). |
Berasal
dari kata ف ك ر (berpikir, merenung secara umum). |
Tadabur
fokus pada pendalaman teks, sementara tafakur bersifat kontemplasi universal. |
|
Penggunaan dalam Quran |
Disebut khusus untuk Al-Quran (QS.
Muhammad [47]: 24). |
Disebut untuk merenungi ciptaan
Allah (QS. Ali Imran [3]: 191). |
Quran menggunakan istilah tadabur ketika
memerintahkan interaksi dengan kitab suci. |
|
Fokus
Utama |
Teks
Al-Quran (makna, konteks, aplikasi). |
Ciptaan
Allah (alam, diri manusia, kehidupan). |
Tadabur
spesifik pada teks, tafakur pada fenomena alam/eksistensi. |
|
Cakupan |
Terikat dengan struktur, bahasa,
dan tujuan Al-Quran. |
Lebih luas dan bebas, tidak
terikat teks. |
Tadabur bersifat sistematis,
tafakur bisa dilakukan kapan saja. |
|
Tujuan |
Transformasi
diri, memahami hukum, dan menerapkan nilai Quran. |
Menguatkan
keimanan melalui refleksi atas kebesaran Allah. |
Tadabur
bertujuan praktis (amal), tafakur bertujuan teoretis (pengakuan kebesaran
Allah). |
|
Metode |
Analisis bahasa (balaghah),
konteks historis (asbabun nuzul), dan relevansi zaman. |
Observasi alam, diri, atau
peristiwa kehidupan. |
Tadabur memerlukan ilmu tafsir,
tafakur lebih intuitif. |
|
Contoh
Praktis |
Menghubungkan
ayat satu dengan lainnya (munasabah), meneliti tafsir ulama. |
Merenungi
keindahan alam, siklus hidup, atau keajaiban tubuh manusia. |
Tadabur
memerlukan kedisiplinan ilmu, tafakur bisa dilakukan oleh siapa saja. |
|
Hasil yang Diharapkan |
Pemahaman mendalam tentang
Al-Quran dan perubahan perilaku. |
Peningkatan kesadaran spiritual
dan pengakuan terhadap kebesaran Pencipta. |
Tadabur menghasilkan amal nyata,
tafakur menghasilkan refleksi keimanan. |

Komentar
Posting Komentar