Cellebrate Majority



    Tahun 2015 PBB dengan 193 anggotanya menyepakati 17 sasaran resolusi sustainable development goals (SDGs), yaitu 17 target pengembangan berkelanjutan yang harus dicapai hingga tahun 2030. sekilas ini nampak mulia namun faktanya jauh berbeda, diantaranya:

1) No Poverty. Kemiskinan bisa diminimalkan bila akses pasar & modal terbuka untuk kaum miskin, kenyataannya pasar semakin dikuasai oleh konglomerasi. dengan sistem ribawi yang semakin dominan– modal hanya akan mengalir menuju ke segelintir orang kaya saja bukan menyebar ke sejumlah besar umat, sistem ini justru melestarikan kemiskinan, bahkan membunuh orang miskin perlahan-lahan.

2) Zero Hunger. Kelaparan bisa diatasi bila pertanian organik didukung penuh negara. setiap benih asli/heirloom yang tumbuh menghasilkan biji yang dapat ditanam kembali, dengan demikian produksi pangan organik akan bisa tumbuh secara deret eskponential (700 pangkat n masa tanam sesuai QS 2:261). Faktanya negara-negara besar membuat benih dimandulkan, menjadi benih GMO atau Hybrid yang keturunannya tidak lagi bisa ditanam kembali. Akibatnya stok bahan pangan menjadi terpusat pada beberapa pihak yang memonopoli pasar benih. Hal ini diperparah dengan diijinkannya merger pemain raksasa di bidang pembenihan dan agrochemical. fakta di lapangan justru pertanian dengan pupuk dan obat kimia inilah yang semakin dominan & merusak kesuburan lahan (seperti yang ditulis dalam QS 2:205-  ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan).

3) Good Health and Well-Being, pendekatan kapitalisme dalam pengadaan obat dan layanan kesehatan membuat bea jaminan kesehatan semakin mahal dan rakyat tidak semakin sehat. Ini terbukti di negeri yang biaya asuransi kesehatannya termahal di dunia, ternyata mereka hanya berada di urutan no 30 dari daftar negeri yang sehat di dunia. fakta ini membuat banyak umat meninggalkan asuransi kesehatan dan menghidupkan thibunabawi/ back to nature/ jamu.

4) Quality Education, meski pendidikan tinggi semakin mudah diakses tetapi kualitasnya justru menurun. Pendidikan tinggi meluluskan orang-orang yang sedikit berilmu, dan makin sedikit lagi yang siap untuk menggunakan ilmunya dalam mengatasi problema kehidupan umat.

5) Gender Equality, negara yang memperjuangkan kesetaraan gender ini justru negara yang kurang menghargai wanita. Wanita didorong untuk kerja melebihi fitrahnya, dan bukannya dihormati fitrahnya sebagai ibu maupun pasangan yang saling melengkapi dengan kaum pria.

6) Clean Water and Sanitation, air bersih mestinya menjadi akses semua orang. Kenyataannya sumber-sumber mata air dunia kini dikuasai segelintir perusahaan saja, bahkan pengelolaan air yang seharusnya menjadi tugas pemerintah, banyak yang diserahkan ke pihak swasta dengan orientasi keuntungan. Air yang masih tersediapun menjadi komoditi yang semakin mahal bagi simiskin.

7)  Affordable and Clean Energy, mestinya negara sudah bisa menyediakan energi bersih dan murah, namun yang terjadi di lapangan adalah sumber bahan bakar fosil dikeruk sampai tetes terakhirnya dan baru dengan terpaksa mencari bahan bakar yang lainnya. Belum nampak adanya usaha yang fokus pada energi bersih yang murah untuk semua kalangan.

8) Decent Work and Economic Growth, Pekerjaan yang baik seharusnya tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Yang terjadi adalah demi mengejar pertumbuhan ekonomi, penguasa dan pengusaha sering mengorbankan kepentingan kaum buruh. lihatlah kasus marsinah & omnibus law.

9) Industry, Innovation and Infrastructure – Pembangunan industri dan infrastruktur seharusnya ditopang dengan inovasi cerdas yang melestarikan alam. Kenyataannya hingga kini pembangunan industri dan infrastruktur masih lebih banyak yang merusak alam ketimbang menjaga kelestariannya.

10) Reduced Inequalities, kesenjangan seharusnya  diupayakan menurun. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, sistem kapitalisme ribawi membuat jurang antara si miskin dan si kaya semakin lebar. Belum nampak adanya perubahan sistem ekonomi sedikitpun untuk mempersempit kesenjangan tersebut.

11) Sustainable Cities and Communities, kota-kota seharusnya memiliki daya dukung kehidupannya sendiri karena penduduk negeri yang akan semakin terkonsentrasi di kota. Yang terjadi jangankan sustainable dalam menyediakan kebutuhan utama seperti pangan, air, udara bersih dan area terbuka hijau. untuk urusan membuang sampah-pun tidak banyak kota yang bisa mengatasinya.

12) Responsible Consumption and Production, harusnya manusia bisa makan cukup dari produksi lokal. Yang terjadi adalah globalisasi bahan pangan, negeri penghasil komoditi pangan besar ‘mendikte’ negeri lain agar mengkonsumsi produk mereka. Bahan pangan dipaksa menempuh perjalanan mengelilingi bumi demi menjaga pasar bagi negeri produsen kaya tersebut. bahkan selama proses produksi, penyortiran, maupun distribusi, banyak makanan yang terbuang sia-sia. produsen besar lebih suka membuang makanan "layak konsumsi" yang tidak lolos sortir standar kosmetik pasar, daripada untuk membantu memberi makan populasi miskin. selain mubazir hal ini layak juga disebut sebagai pendusta agama (QS Almaun).

13) Climate Action, negeri maju yang ‘nampak’ bersih-pun sebenarnya mereka bukan bersih tetapi mereka ‘membuang’ industri dan produk pencemar lingkungan mereka ke negeri lain. Siapa yang memproduksi mesin-mesin pencemar lingkungan, boros energi dan merusak iklim tersebut? bukan negeri seperti kita,yang tidak banyak memproduksi mesin– hampir semua yang ada di sekitar kita adalah produksi mereka juga.

14)  Life Below Water, kehidupan bawah air seharusnya terjaga kelestariannya. Kenyataannya kehidupan bawah air-pun telah dirusak oleh pencemaran produk industri. Sampah plastik saja sudah menjadi pencemar laut yang terbesar, wewakili 86 % dari pencemaran laut , dan belum nampak adanya upaya untuk kita menggantikan produk  plastik tersebut.

15)  Life On Land, tanah yang subur dan hijau seharusnya terjaga ketersediaannya untuk bisa menopang kehidupan jangka panjang. Yang terjadi justru sebaliknya, kota-kota tumbuh menjadi megapolitan menghabisnya apa saja yang ada di sekitarnya. Lahan-lahan hijau habis tergerus oleh pembangunan rumah, pabrik dan infrastruktur. Bersamaan habisnya lahan hijau ini, habis pula ekosistem kehidupan alami di daratan.

16) Peace, Justice, and Strong Institutions. Negara adikuasa bukannya menghadirkan kedamaian di dunia. Merekalah yang memproduksi senjata perang dari yang sederhana sampai yang sangat canggih dengan hulu ledak nuklir. Kebijakan untuk kepentingan merekalah yang mendorong negeri-negeri untuk berperang satu sama lain. dan merekalah yg paling banyak mengeruk untung besar dari geopolitik manajemen konflik perang tersebut.

17) Partnership For Goals, seharusnya negeri- negeri bersatu dalam berupaya mencapai tujuan bersama, Yang terjadi negeri-negeri justru berjuang untuk pertumbuhan ekonominya sendiri- sendiri. kerusakan dan perpecahan akibat sistem kufur ini akhirnya membuat Dunia sedang menuju Goal-Zero dimana bangsanya makin individualis dan kian dipersalahkan sebagai spesies mayoritas penghuni bumi yang overpopulasi, over konsumsi, over polusi penyebab global warming yang mengancam kelangsungan kelestarian bumi. sehingga elit global yang ada dibalik PBB akan "merasa benar" untuk melakukan fasad / kerusakan terus menerus  agar populasi manusia & polusi turun (program depopulation & decarbonization). kemiskinan dan kelaparan akan benar-benar musnah alias orang miskin & lapar akan dibiarkan mati dengan skenario sistem seperti ini. sepertinya kondisi pahit akan terus begini sampai kita kembali pada syariat khilafah ala minhajnubuah.



 Why don't we cellebrate our majority?

    Bumi takkan pernah cukup bagi ketamakan kapitalisme, namun Bumi ini masih sangat cukup untuk menghidupi manusia sebanyak apapun selama masih taat pada aturan Allah, adil & bijak kelola/berbagi sumber daya. masih luas lahan, lautan, gurun es & gurun pasir yang belum digarap, semuanya berpotensi untuk memproduksi pangan untuk semua mahluk. tak perlu takut kurang pangan dan energi karena tiap jiwa manusia adalah energi itu sendiri yg menghasilkan biogas dan tenaga produksi sekaligus elemen penyubur pertanian organik. dengan menghidupkan pertanian organik sebanyak apapun manusia, bumi tetap akan lestari. tak perlu lagi melanjutkan projek fasad depopulasi & dekarbonisasi.

    Dengan tehnik alfilaha/ permakultur, lahan gurun yang mati bisa digarap menjadi padang rumput sabana stok pakan gembalaan- lalu menjadi hutan pangan yang baldatun toyibatun warrobun gofur. ini memerlukan kepedulian dan amal nyata dari tiap pemuda kita. sekat nasionalisme perlu dibuka lebar untuk imigran/ muhajirin, demi meningkatkan projek kolaborasi menghidupkan lahan mati melalui pemerataan penduduk (ini akan makin dimudahkan jika khilafah tegak). 

   Berikut adalah potret wajah pemuda lintas negara yg mencoba merintis penanaman biji kurma di padang gurun surya kencana gunung gede pangrango jabar.

Hiking Brotherhood
Hiking Brotherhood

Menikmati buah kurma & menanam biji kurma
Menanam Biji Kurma

    Hadits berikut cukup untuk jadi dasar optimisme merayakan jumlah umat manusia akhir zaman yang banyak.

تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ اْلأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Nikahilah wanita yang al-wadud (penyayang) dan al-walud (subur), karena sesungguhnya aku berbangga di hadapan para nabi dengan jumlah umatku yang banyak pada hari kiamat.” 

(HR. Ahmad, 3/158, Ibnu Hibban dengan tartib Ibnu Bulban, 9/338, no. 4028, Al-Baihaqi, 7/81, Ath-Thabarani)

“Hai anakku ! engkau tidak usah terlalu risau memikirkannya. Dia (Dajjal) tidak akan mencelakakanmu ! “ Kataku : “Orang-orang menganggap bahwa Dajjal itu mempunyai sungai mengalir dan bukit roti”. Beliau bersabda : “ Itu sangat mudah bagi Allah Ta’ala untuk menciptakannya”. 

(Shahih Muslim no  4005)

“Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanamnya sebelum terjadinya kiamat maka hendaklah dia menanamnya.”

 (HR. Imam Ahmad)

---000---

What We Can Do!

    Mari amankan benih ASLI (heirloom) dari jaringan petani organik di desa-desa, dan sedapat mungkin mulai semaikan untuk diperbanyak. Bila diantara Anda ada yang kesulitan menyemaikannya atau menyimpannya, kirimkan saja benihnya ke kami - insyaAllah kami bersedia membantu menyimpannya ataupun menyediakan lahan untuk menyemaikannya. 

    Cara penggandaan Allah yang 700x700x ..dst, cukup jelas disebut di dalam Quran 2:261. Cara ini lebih efektif , lebih murah dan yang jelas lebih baik dari cara apapun yang dibuat oleh teknologi manusia. tinggal memerlukan kepedulian dan amal nyata dari kita. 

     Mari bermigrasi ke desa, mari menanam, hidupkan bumi sesuai dengan Titah-Nya. Aamiin.


Ketika Jaman Fitnah Terjadi


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكَ أَنْ يَكُونَ خَيْرَ مَالِ الرَّجُلِ غَنَمٌ يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الْجِبَالِ وَمَوَاقِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنْ الْفِتَنِ

Rasulullah SAW bersabda: "akan datang suatu masa yang ketika itu harta seseorang yang paling baik adalah kambing yang digembalakannya menyusuri perbukitan dan lembah-lembah tempat turunnya air hujan karena dia lari menyelamatkan agamanya untuk menghindari fitnah (krisis agama) ".Hadits Bukhari No.3055

...قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

Nabi menjawab; Hendaklah kamu selalu bersama jamaah muslimin dan imam mereka! Aku bertanya; kalau tidak ada jamaah muslimin dan imam bagaimana? Nabi menjawab; hendaklah kau jauhi seluruh firqah (Sekte2) itu, sekalipun kau gigit akar-akar pohon hingga kematian merenggutmu kamu harus tetap seperti itu. Hadits Bukhari No.6557





Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer