Notice your food.

   


    Menikmati kehangatan secangkir kopi organik lokal, mengebul di pagi dingin dalam kemegahan hutan & padang bunga edelweis puncak gunung gede bersama para santri lintas negara, mengingatkanku pada salah satu gambaran surgawi tentang: perjamuan, makan, minum, hidangan istimewa, buah-buahan, bersama wajah-wajah soleh, belia berseri, yang terucap hanya kebaikan, salam, canda kebahagiaan, tiada kesia-siaan, apalagi penistaan. 

    Bukankah ini cara terbaik hidup bermasyarakat, dengan menghadirkan "image jannah" yang sering disebut dikitab suci, live di bumi yang kita tinggali saat ini? 

    Spirit ini yang sedang kami perjuangkan di lingkup kecil pesantren di ciherang kaki gunung gede. membangun jejaring kemandirian pangan lokal di zaman serba impor. 

    Hal konkrit ini layak diperjuangkan karena ketika sudah mandiri pangan lokal, otomatis kita sudah tak perlu lagi repot boykot produk asing pendukung perang palestine, apalagi boykot produk negara biadab penista agama. seperti France yang melegalkan penistaan agama atas nama kebebasan ekspresi.





فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ إِلَىٰ طَعَامِهِۦٓ
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. ―QS. Abasa [80]: 24

   Ayat tersebut mengingatkan bahwa kita sudah lama tidak memperhatikan apa yang kita makan, sehingga kita mengalami kemunduran dibidang ketahanan pangan. banyak sekali makanan instan & impor memenuhi meja makan kita tanpa kita ketahui asal usul kebaikan maupun mudhorotnya. Apa yang kita makan sudah seharusnya toyib, tak sekedar halal.

   Nabi kita, uswatun hasnah memberikan inspirasi yang sangat detil tentang apa yang beliau makan, ada rincian komposisi gizi dari biji-bijian, buah, sayur, rempah dan hasil ternak di Surat 'Abasa dari ayat 23 sampai 32. lalu cara mengkonsumsinya di Surat  Al-Mu'minun ayat 23 "...wa sibghil lil akilin" yaitu dengan mencelup/mengolesi makanan kita dengan  minyak zaitun. Lebih jauh ada contoh yang sangat indah dari    Rasulullah SAW saat mengungkap keutamaan cuka:

    Dari Ummu Sa'd berkata : " Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memasuki rumah Aisyah ketika saya sedang bersamanya, dan bertanya : " Adakah makanan ?", dia menjawab : " kami punya roti, kurma dan cuka", Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam berkata " Betapa berkahinya lauk dari cuka, Ya Allah berkahilah cuka karena dia adalah lauk-pauk para Nabi sebelumku, dan tidak akan pernah  ada rumah yang menjadi miskin yang di dalamnya ada cuka" (Sunan Ibnu Majah).

hadits lain menyebutkan "takkan kekurangan rumah yang didalamnya ada cuka."

    Terinspirasi dari sinilah kami mulai memproduksi sendiri cuka organik dari fermentasi teh kombuca yang lebih kaya gizi probiotik, antioksidan, vitamin B, C dan mineral alami. cuka ini juga bisa digunakan untuk kuliner nusantara yang mengakomodasi komposisi kelengkapan gizi dalam surat Abasa seperti: empek2, gado2, asinan bogor, bakso, sayur asem. cuka ini juga bisa dikombinasikan dengan zaitun jadi saus vinagret, maupun minyak kelapa dan kedelai jadi saus mayonaise yang sangat digemari sebagai cocolan (sibghil). Kombica juga dapat digunakan sebagai bahan pupuk, pembersih pengganti sabun& shampo.

Membuat & menikmati fermentasi kombucha
Membuat jamu untuk santri types
Aktivitas santri menanam sayur& rempah di kebun toga.

Hidroponik sayur& herbal mint, krokot, pegagan.
Masak sayur labu siam organik  
Panen sayur labu siam organik

Panen sayur labu siam organik
Membuat sirup Bunga Rosella Hibiscus sabdariffa
Membuat sirup buah pucuk merah Syzygium myrtifolium

Gosok gigi alami dengan sirih & arang aktiv (Char coal)



Foraging Berries

   Alangkah indahnya, menjadi lokavora: semua yg kita butuhkan ada dilokal kita. tak perlu lagi bergantung pada produk asing danone, garnier, unilever dll karena kita sudah punya alternativnya. Semoga alam surgawi ini akan selalu disyukuri & lestari sampai kiamat nanti. Aamiin.


Note:

Alternativ pengganti yang kita gunakan:

air kemasan: air sumur.

personal care: lidah buaya, char coal & sirih

probiotik & suplemen vit: kombucha, tempe, yogurt, kefir  dari pengrajin lokal.

susu formula: susu kambing/ kedelai lokal

daging telur sayur padi dari farm lokal & kebun sendiri.

health care: thibun nabawi bekam& herba lokal.

socioeconomy non ribawi: koperasi syariah pesantren.






Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer